Ungkapan Rasa yang Sulit
Pagi kembali menyapa, alarm mulai memainkan deringnya untuk membangun diri dari rasa kantuk. Semua terasa seperti biasanya, rutinitas yang terus berputar. Keseharian untuk menikmati teh hangat yang tak luput dari hadapan.
Saat semuanya terasa sudah dijalani dengan baik, terdapat hal yang membuat semua terasa sulit untuk dilewati. Momen itu menggambarkan emosi tingkat tinggi yang aku pun sulit berpikir banyak. Hal itu merasa bersalah, ya sudah pasti. Merasa kurang dewasa, yaaa. Merasa kesal, yaaa. Tapi ada hal lain membuat aku tak siap untuk disalahkan.
Ego memainkan peranannya dengan baik juga cantik, sampai akhirnya membuat alur tak menarik yang menghantui sepanjang hari. Perasaan merasa bersalah yang tak berujung, perasaan yang menahan canda-tawa, perasaan oh perasaan. Mengapa kau mengambil alih segala jalan pikiranku. Biarkan aku berpikir jernih tanpa melibatkan kau dalam hari ku.
Jika satu kata itu keluar dan tersampaikan dengan baik, tentunya akhirnya akan kembali baik. Bahkan seperti tidak terjadi sesuatu. Maaf dan menanggalkan ego memang jalan yang baik untuk dipilih saat ini. Maaf dengan perasaan tulus sepertinya jadi hal yang paling tepat.
Dari panjangnya tulisan ini, dari banyaknya kata yang buat ini "aku" mengakui kesalahan karna ego Ma. Maafkan "aku" yang dewasa ini tak menunjukan kedewasaanku. Maafkan "aku" yang menyakiti hati Ma karna perkataan tajam layaknya pisau bermata dua. Selamat ulang tahun Ma, maafkan tak membuat momen yang berarti kala pertambahan usiamu kemarin. Tulisan ini ku buat untuk Ma sang sosok yang menjadi panutanku.
Komentar
Posting Komentar