Kemarin, Penggalan Cerita I
Hai, bagaimana kabar kalian para pembaca? Saya berharap baik dan bahagia ya :)
Sekarang, kembali lagi dengan saya Mari si penulis amatir yang menceritakan kisah kemarin. Bukan untuk komersil, namun berbagi kebahagiaan lewat pengalaman yang dirasakan kemarin.
Kemarin, akhirnya saya mengerti bahwa perjalanan itu memang skenario dari Sang Pencipta. Semua yang saya rasakan kemarin diluar dugaan saya sebagai penikmat keindahan alam. Pergi ke kota orang lain membuat rasa penasaran saya muncul, kota yang membuat saya berpikir untuk kembali. Entah apa alasannya he-he-he.
Kemarin, kembali mendaki gunung yang terlihat ringan namun diluar dugaan. Jalur pendakian yang salah membuat saya dan tim belajar, ya belajar untuk tidak menyepelekan jalur mendaki. Belajar untuk menikmati jalur yang cukup berat untuk saya sang amatir diberbagai aspek.
Kemarin, trek atau jalur yang harusnya dapat ditempuh selama 1 1/2 jam sampai 2 jam, namun harus kami jalani selama 4 1/2 jam lebih. Intinya, jalur yang kami lewati salah dan harus kami jalani juga nikmati walaupun lelah menghampiri :)
Kemarin, saya kembali belajar mengendalikan ego juga emosi saya sebagai perempuan. Saya belajar untuk mengenal kembali siapa saya sesungguhnya. Disana, saya merenungkan bahwa menjadi perempuan itu berat. Bukan perkara paras ataupun hal lain yang dapat menggambarkan sosok sebagai perempuan, tetapi saya belajar untuk menjadi perempuan yang tangguh dalam berbagi medan kehidupan.
Kemarin, saya kembali pula diingatkan untuk terus memiliki relasi yang baik dengan-Nya. Setelah puas menikmati keindahan yang Dia ciptakan, saya terus diingatkan untuk bersekutu bersama saudara seiman dihari kami harus memuji dan beribadah pada-Nya. Di Yogyakarta-lah saya dengan semangat untuk menuju rumah-Nya di GPIB Marga Mulya. Bersama beberapa orang dari tim, kami menikmati pujian yang indah, kembali melipat tangan dan menutup mata (berdoa). Sampai akhirnya merenungkan firman-Nya yang mengajarkan saya untuk mengenal diri sendiri untuk memahami maksud Dia dalam kehidupan kita.
Kemarin, saya menjadi belajar untuk menjadi pribadi yang semakin lebih baik lagi. Belajar menjadi pribadi yang ramah dalam segala hal dan bersikap sopan dalam berbagai aspek. Kembali pada tujuan utama dalam setiap perjalanan yang saya jalani, setiap perjalanan membuat saya Mariana menjadi pribadi yang semakin dewasa dalam berpikir, bertindak dan bersikap.
Semangat tanpa henti, berjuang tanpa batas, dan menikmati tanpa rasa bosan. Mari usai disini dulu ya para pembaca, tunggu tulisan lainnya dari si penulis amatir (mariecot). Salam kasih buat kalian semua :)
Sekarang, kembali lagi dengan saya Mari si penulis amatir yang menceritakan kisah kemarin. Bukan untuk komersil, namun berbagi kebahagiaan lewat pengalaman yang dirasakan kemarin.
Kemarin, akhirnya saya mengerti bahwa perjalanan itu memang skenario dari Sang Pencipta. Semua yang saya rasakan kemarin diluar dugaan saya sebagai penikmat keindahan alam. Pergi ke kota orang lain membuat rasa penasaran saya muncul, kota yang membuat saya berpikir untuk kembali. Entah apa alasannya he-he-he.
Kemarin, kembali mendaki gunung yang terlihat ringan namun diluar dugaan. Jalur pendakian yang salah membuat saya dan tim belajar, ya belajar untuk tidak menyepelekan jalur mendaki. Belajar untuk menikmati jalur yang cukup berat untuk saya sang amatir diberbagai aspek.
Kemarin, trek atau jalur yang harusnya dapat ditempuh selama 1 1/2 jam sampai 2 jam, namun harus kami jalani selama 4 1/2 jam lebih. Intinya, jalur yang kami lewati salah dan harus kami jalani juga nikmati walaupun lelah menghampiri :)
Kemarin, saya kembali belajar mengendalikan ego juga emosi saya sebagai perempuan. Saya belajar untuk mengenal kembali siapa saya sesungguhnya. Disana, saya merenungkan bahwa menjadi perempuan itu berat. Bukan perkara paras ataupun hal lain yang dapat menggambarkan sosok sebagai perempuan, tetapi saya belajar untuk menjadi perempuan yang tangguh dalam berbagi medan kehidupan.
Kemarin, saya kembali pula diingatkan untuk terus memiliki relasi yang baik dengan-Nya. Setelah puas menikmati keindahan yang Dia ciptakan, saya terus diingatkan untuk bersekutu bersama saudara seiman dihari kami harus memuji dan beribadah pada-Nya. Di Yogyakarta-lah saya dengan semangat untuk menuju rumah-Nya di GPIB Marga Mulya. Bersama beberapa orang dari tim, kami menikmati pujian yang indah, kembali melipat tangan dan menutup mata (berdoa). Sampai akhirnya merenungkan firman-Nya yang mengajarkan saya untuk mengenal diri sendiri untuk memahami maksud Dia dalam kehidupan kita.
Kemarin, saya menjadi belajar untuk menjadi pribadi yang semakin lebih baik lagi. Belajar menjadi pribadi yang ramah dalam segala hal dan bersikap sopan dalam berbagai aspek. Kembali pada tujuan utama dalam setiap perjalanan yang saya jalani, setiap perjalanan membuat saya Mariana menjadi pribadi yang semakin dewasa dalam berpikir, bertindak dan bersikap.
Semangat tanpa henti, berjuang tanpa batas, dan menikmati tanpa rasa bosan. Mari usai disini dulu ya para pembaca, tunggu tulisan lainnya dari si penulis amatir (mariecot). Salam kasih buat kalian semua :)
Komentar
Posting Komentar