Dukacita yang Menguatkan

Apa yang terlintas ketika keadaan memaksa harus ditinggalkan? Jawabnya bukan lain adalah kesedihan yang mendalam. Kesedihan yang membuat mata menumpahkan air yang tak berkesudahan, kesedihan yang membawa dalam pertanyaan "mengapa harus terjadi kepadaku?". Kesedihan yang menggerogiti pergolakan dalam hati dan pikiran.
Kesedihan kali ini bercengkrama dan bermain baik dengan waktu. Mereka memainkan semuanya dengan baik juga indah. Mereka memainkan perannya dengan banyak pertanyaan pula, "bisakah aku sanggup menghadapi semuanya? Bisakah aku pulih kembali? Dan bisakah aku...." Semua persoalan waktu yang menjawab.
Tema tulisan (curahan hati) kali ini benar-benar membuat Mari meneteskan air mata yang mendalam. Menimbulkan rasa perih yang tak bisa dielakan lagi. Kembali kehilangan orang yang baik dan penyayang. Kehilangan orang yang berpengaruh dalam kehidupan Mari. Kehilangan orang yang mengajarkan Mari banyak hal, terkhusus budaya Batak. Mamatua, terima kasihku untuk mu. Bersyukur aku punya Mamatua sepertimu.
Sosok yang mengajarkan arti kasih sayang terhadap keluarga besar. Mengajarkan jadi sosok perempuan yang tangguh, dengar-dengaran orang tua dan konsisten berada dijalan-Nya. Mamatua, banyak rasa sakitmu yang Mamatua simpan rapi tanpa kami ketahui kala itu. Mamatua rasakan tanpa ingin membuat kami kuatir ataupun cemah memikirkan mu. Mamatua, ditengah sakitmu Mamatua masih memikirkan kami para anak-anakmu bahkan sanak saudara.
Semua memori tersusun rapi ditempat indahnya. Semua memori menggambarkan banyak hal dan rasa. Semua memori membuat aku belajar dan bepikir, waktu kami (manusia) bukan waktu-Nya (Tuhan). Semua akan menghadapi masa ditinggalkan maupun meninggalkan. Terima kasih Tuhan, Mari diizinkan melewati banyak hal, diizinkan merasakan banyak hal, dan diajak menjadi pribadi dewasa dalam banyak hal.
Cinta kasihku kutuliskan untuk mu, Mamatuaku. Tersenyum cantik ketika kami harus melepasmu untuk terakhir kalinya. Tak ada rasa sakit lagi yang menggangung fisikmu. Kau meninggalkan kami dengan senyum, kau meninggal kami dengan banyak nasihat dan pembelajaran kehidupan. Mamatua terima kasih banyak. Terima kasih Tuhanku untuk semua pembelajaran ini.


Komentar

Postingan Populer