Jangan Takut dan Jangan Kuatir ... :)

Haiii...

    Apa kabarnya nih? Ku harap semua dalam keadaan sehat dan penuh sukacita yaa :)

    Saat ini, aku seperti biasa random ingin menuliskan apa yang ada didalam hati dan pikiranku beberapa waktu terakhir ini. Yaa, bukan hal yang luarbiasa jika dibayarkan. Standar mungkin bagi kalian diposisi pembaca, namun saat aku ada diposisi ini dan menjalaninya rasanya tuh ingin ku bagikan dalam tulisan ini. So, selamat menikati tulisanku ini yaaa. Makasih banyak sebelumnya :)

    Beberapa waktu terakhir aku sempat dibuat gunda-gulana dengan kondisi hati dan pikiranku. Disisi lain aku memikirkan hati yang galau mau chat abang itu lagi untuk say hai dan  kasih ucapan selamat ulang tahun ditanggal 25 Oktober, disisi lain aku kepikiran Ibunda Terkasih yang semakin rutin sakit dibeberapa bagian tubuhnya, sebentar dibagian kepala tak lama sembuh dibagian perutnya. Iyaa, kadang pikiran simple-ku mengajak untuk tidak terlalu berlebihan kuatir akan kondisi Ibundaku ini. "Wajar kok Ri, namanya juga udah makin tua Mama ini", ucapku dalam hati. 

    Ada satu momen aku tak tahu harus apa. Rasanya kosong. Stak aja pikiran dan hatiku, bingung harus berbuat apa. Karna kalaupun ingin berbuat sesuatu, jarak antara aku dengan Ibundaku jauh. Aku di Jakarta dan Ibunda di Cikampek. Namun, malam itu aku teringat akan satu hal, satu hal saat aku tak tahu harus apalagi dan bingung, aku kembali ke waktu teduhku. Yaaa, seakan ada yang berbisik "ayoo Mariana, kembalilah pada-Nya lewat waktu teduhmu. Hanya didalam-Nya segala sesuatu dapat dilewati, dan hanya didalam-Nya kau aman", seakan berbicara dengan diri sendiri. 

    Iyaa, betul saja. Saat aku kembali untuk mengambil waktu teduhku di malam hari dan membuka Alkitabku, aku terharu dan kembali teringat akan catatan kecil didalamnya yang dulu sering ku tuliskan. Aku sudah sedikit jauh dari-Nya. Jauh aku melangkah tanpa mengundang DIA untuk jalan bersama. Merasa diri kuat untuk berjalan sendiri karna dirasa sudak cukup dewasa dan kuat. Ternyata? Iyaaap, ternyata aku tak sekuat itu untuk jalan sendirian. Aku tak bisa berjalan sendirian, aku tetap membutuhkan-Nya namun aku malas untuk mengetahui maksud-Nya dalam hidupku. Egoku mendominasi. Aku meninggalkan waktu teduhku, memilih untuk terlelap tidur dibandingkan berkomunikasi dengan-Nya lewat waktu teduhku. Iyaa, emang suka dablek Mariana ini. Suka aneh, udah tau tak mampu berjalan sendiri malah sok kuat :D Yaaa, benar yaa, harus jatuh dulu baru tahu rasanya sakit.  

    Saat aku memulai kembali dengan waktu teduhku itu, tangisku tumpah. Air mataku tak sungkan turun ke pipi untuk meluapkan situasi hati dan pikiranku saat itu. Kembali jujur dengan-Nya mengenai situasi hati dan pikiranku yang tak mampu berjalan sendirian. Ku luapkan semua kekuatiranku, takutku, dan ketidaksanggupanku menghadapi problem kehidupanku tanpa-Nya. Iyaa, seakan tersadar dengan tangisku yang terhelakan itu.

    Lalu, sudahkah aku tenang setelah semuanya ku ceritakan pada-Nya lewat doa dan permohonanku? Sudahkah aku kuat dan siap untuk melangkah kembali? Sudahkah ...?

    Iyaaa setelah malam itu dengan waktu teduh yang kulakukan itu, aku jauh lebih tenang dan yakin. Aku percaya bahwa DIA akan membimbing tiap langkah kehidupanku. Aku yakin dia menyertai aku dengan belas kasih-Nya karna DIA mengasihiku. Iyaa, hanya DIA dan didalam DIA aku aman. Kekuatiran dan ketakutanku seakan luntur saat aku yakin dan percaya DIA menyertaiku. Dahulu bukannya tak percaya aku, aku percaya tapi aku tetap kuatir. Jadi setengah-setengah gitu. Namun sekarang, aku mau yakin dan percaya penuh DIA menyertai aku. AMIN...

    Bukan hanya tentang Ibundaku saja tadi, aku kepikiran si abang itu. Sempat galau aku untuk kasih ucapan ulang tahunnya atau tak usah. Lambat laun, aku memutuskan untuk say hai, menanyakan kabarnya dan mengucapkan selamat ulang tahun juga mendoakannya. Lalu, how do you feel Ri? Ku rasa sudah biasa dan jauh lebih tenang bagiku. Oh iyaa, bukan hanya hal itu yang ku sampaikan padanya, ku juga bilang say sorry karna aku block dia di WA. Iyaaappp, ku akuilah sikapku yang kurang dewasa itu dengan mem-block dia :D

    Tetapi aku senang responnya, dia bilang ada masanya kok kek gitu santuy aja aku mah hehehe. Iyaa, aku senang baca balasan dia yang ini. Dari kata-kata itulah yang membuatku untuk kembali yakin bahwa DIA sudah sangat baik buatku. Kata-kata ini juga yang membuatku ikhlas akan hal kedepannya. Bukan berekspektasi lagi dengan si abang ini, namun aku makin percaya DIA pegang kendali penuh akan hidupku dan DIA telah persiapkan seseorang yang terbaik bagiku saat aku benar-benar siap dengan segenap hatiku. Aku percaya DIA sediakan saat kitanya SIAP.

    So, semangaaaatttttt terus Mariana Magdalena Silalahi.....

    Semangat dan harus YAKIN juga PERCAYA bahwa DIA menyertai tiap langkah kehidupan Mari. Jangan takut dan jangan kuatir yaa, Ri! :)


Love, Mariana.

Komentar

Postingan Populer