Rasa yang Aneh

Haiii...
Lama juga tak menulis catatakan kecil diblog ini ๐Ÿ˜ Siang ini, rasanya sudah gatal tanganku ingin menulis. Ya seperti biasa, ku menulis apa yang kurasakan. Maklum, penulis amatiran he-he-he. Baiklah, mari kita mulai.

Topiknya masih belum berubah, masih sama sepeti tulisanku yang kemarin. Perasaan oh perasaan. Iyaaap, dia abang yang ku tuliskan. Orang yang ku ketahui karna dikenalkan, saat ini makin panjang hari kami berkomunikasi semakin nampak sifat kami satu sama lain. Lalu, gimana sekarang?

Sekarang masih berkabar lewat chatting-an WA saja, no telponan hanya chat saja. Yaaaps, tak berekspektasi terlampau jauh. Karna kami hanya sebatas pendekatan! Pendekatan yang kadang masih bingung aku harus gimana. Padahal sudah sama-sama dewasa kami. Perhatian memang penting, berkabar penting, namun tidak jelas tiba-tiba jadi poin penting dalam benak ku. Banyak momen chatting-an kami yang dia tak meresponi, padahal ku sudah coba tanggalkan egoku untuk memulai banyak pembahasan, dengan kata lain tidak kakulah yaa. 

Namun, beda dengan respon dia yang nampak sekedar. Jadi otak ku berpikir, dia beneran atau hanya sekedar? Iyaap, sedih jika hanya sekedar. Disisi lain, pikiranku ini dirasa terlampau jauh. Tapi menurutku, masa pendekatan seperti inilah yang membukakan banyak hal. Bukan menutup rapat-rapat. Iyaa, aku paham kami masih didalam fase pendekatan, tapi dari pendekatan saja sulit untuk terbuka bagaimana nanti udah naik satu tahap dari pendekatan?! Iyaa, bingung aku.

Mungkin aku terlalu merasa penasaran padanya diluar chatting-an, pribadi aslinya saat bertemu langsung. Rasa penasaranku sekarang berubah, tidak terlalu bersemangat seperti awal-awal. Perasaan ini sudahkah Mari bawa dalam doa? Sudah, setiap malam ku bawa namanya didalam doaku. Beberapa waktu terakhir ini, aku masih banyak dibukakan. Mulai dari intensitas komunikasi kami yang mulai menurun, tidak adanya bahan untuk dibahas bersama, dan ku merasa berusaha sendiri. 

Iyaa, mungkin aku saja yang berekspektasi tinggi diawal, ketika ku turunkan ekspektasi mulailah waktu membuktikan banyak hal dengan berbagai cara. Mungkin aku takut yaa, takut kecewa he-he-he. Tapi aku paham ini jadi konsukuensi ku jika membuka hati untuk orang baru. Sekarang, apa yang harus dilakukan? Saat ini ku fokus pada tugas dan tanggung jawabku dengan orang sekitar yang kucintai, menguatkan relasi dengan keluarga, menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai pekerja, melayani-Nya lebih sungguh lagi dalam IHMPA Online dan semakin menyayangi diriku sendiri. 

Lalu, bagaimana dengan dia? Saat ini, ku percaya Tuhan bekerja dalam kedekatan kami. Aku berserah apapun yang Tuhan atur dalam kehidupanku. Karna dari awal, ku membawa kedekatanku hanya pada-Nya. Dari awal pendekatan kami pun, dia sudah bilang bawa dalam doa. Dan sudah ku mulai membawa semua ini kedalam doaku, dan ku akan sabar ketika waktunya kami bertemu dan bertatap muka. Iyaap, semangat Mari! ๐Ÿ’š


-Mariana- 10.31 WIB

Komentar

Postingan Populer