Pikiran Random

Saat ini, banyak hal yang membuat hati juga pikiranku sendu. Keadaan yang ku rasa bukanlah hal yang mengenakan untuk dirasa. Terlalu banyak teka-teki didalamnya. Seperti labirin yang membuat bingung hampir membuat ku menyerah dititik-titik akhir.  

Disuatu pertengahan minggu dibulan Januari, ku merasakan banyak hal yang dirasa membingungkan. Kadang merasa takut salah dengan apa yang ku rasakan, namun disisi lain membuat aku dimabuk kebanyang he-he-he. Seperti biasanya, kalau bukan hal yang hadir dikala kekosongan apalagi. Ku rindu terkadangan dengan  hal itu. 

Ku menghabiskan sisa malam ku kala itu dengan dia hanya untuk menikmati indahnya suasana kota Jakarta dibagian barat. Kami merubah segala rencana dengan seketika karna situasi yang tak memungkinkan untuk dilaksanakan, dan pikiranku terarah pada suasana di barat Jakarta itu. Suasana jadul Jakarta membuat pikiranku sejenak relax, senang dan terkagum-kagum. Bukan pada sosok dia, melainkan suasana yang membuatku ingin kembali ke jaman kecil dahulu.

Tak banyak yang ku dan dia lakukan disana, hanya memandangi peruabahan tempat itu, melihat banyak orang menikmati malamnya kala itu, dan menumpang ke toilet karena sungguh tak dapat ku tahan lagi. Sebenarnya kala itu ku sungguh lapar, tapi makanan yang ku inginkan kebetulan yang berjualan disana. Jadi, ku coba tahan saja rasa laparku itu. Malam itu, aku merasa tak enak hati dengan dia yang bersedia menuruti keinginanku. Dia baik, dia santun, dan dia memiliki banyak perubahan yang cukup membuatku terkagum. Namun, kami hanyalah kawan yang sudah saling kenal sejak lama. Kali ini aku tak akan memberitahukan siapa namanya :)

Selang seharinya, aku kembali menghabiskan malamku dengan orang yang  berbeda. Dia lelaki yang juga sudah lama ku kenal. Banyak juga hal menarik yang kami alami kala masih remaja dulu. Dia seorang yang semangat untuk maju, mencoba berjuang untuk membahagiakan keluarganya, dan pekerja keras. Salut aku dibuatnya. 

Malam itu, aku dijemputnya disuatu kedai kopi didaerah Sabang, Jakarta Pusat sewaktu ku menghabiskan waktu bersama kawan Sekolah Dasar. Momen itu tak akan ku lupakan, kami bertawa terbahak-bahak, melupakan sejenak kegiatan malam kami, menyisihkan waktu untuk bersama berkumpul. Yaa walaupun hanya dari beberapa dari sekian banyaknya kami.

Dengan sepeda motornya itu, aku juga yang menentukan pilihan ingin pergi dan menghabiskan waktu kemana. Pilihanku jatuh ke wilayah Jakarta Selatan, Bulungan tepatnya. Didepan GOR Bulungan aku memilih Abang yang menjual makanan sate. Malam itu memang aku ingin memakan sate dengan lontong sebagai kawannya. Yaa, pastinya dia menurut saja apa yang ku pilih. 

Saat menunggu sate kami selesai diproses, banyak yang kami bicarakan. Mulai dari keluarga, pekerjaan, pergumulan hidup dan pastinya kerinduan memiliki pasangan hidup yang tepat juga yang terbaik dari Tuhan. Sekian banyak pembahasan yang kami bicarakan, aku juga membuka obrolan yang membuat kami tertawa secara spontan, apalagi kalau bukan proses kedekatan kami ha-ha-ha. 

Ceritaku kali ini bukan hal yang sulit, aku hanya ingin menuangkan apa yang ku pikirkan kedalam blog ini. Seperti biasa, terlalu klasik untuk dinikmati banyak orang karena setiap orang memilki kisahnya sendiri dan tentunnya menarik pula. Cerita ini ku tuliskan karna sesekali aku lupa apa yang pernah ku jalani, ku lupa apa yang dikerjakan ataupun yang dilakukan. Mungkin daya ingatku terlalu terbatas untuk hal-hal seperti ini.

Inti yang dapat diambil dari tulisanku kai ini hanyalah pemandangan realita perasaan yang hadir kala aku tak terlalu menginginkannya. Cerita diatas bukan hal pertama yang menjadi fokusku saat ini, namun realita membawa ku kesana dan pastinya harus ku nikmati,bukan?! Kedua lelaki itu juga bukanlah orang baru yang ada didalam kehidupanku, mereka yang pernah ada dalam keseharianku. Mereka orang baik dan terus jadi orang baik dalam kehidupanku. 

Aku belajar dari mereka, belajar sikap jujur dan tak takut mendekatkan diri pada orang lain. Aku pun tak tahu apa yang mereka rasakan padaku, tetapi mereka berdua dapat membuatku senang seketika dalam waktu singkat. Terima kasih kalian berdua. Jangan sungkan menghubungi ku kala penat menghampiri, jangan marah pula kalau nanti ku random menghubungi kalian hanya untuk menanyakan kabar kalian dan hal lainnya. 

Komentar

Postingan Populer